Disclaimer:
Tulisan ini berdasarkan pengetahuan, pengalaman, dan kedaanku. Angka yang tertera disini dibuat biar gampang aja bikin ilustrasi gitu. Tiap orang beda-beda cara mengelola uangnya karena disesuaikan dengan keadaan masing-masing.
Kenapa sih mau sharing tentang cara mengelola uang? Well, sebenernya trigger awalnya itu ketika baca suatu berita tentang ada seseorang yang dahulunya punya gaji besar, namun di masa tuanya itu malah hidup “agak susah”. Setelah mikir beberapa saat, kayanya masih banyak deh orang yang belum terlalu aware dengan cara mengelola uang “yang benar”, terutama untuk hari tuanya. Yaaa meskipun caraku mengelola uang itu belum 100% benar, tapi setidaknya cukup bermanfaat untuk orang-orang yang masih awam / orang yang belum aware dengan hal tersebut. Apalagi para pembaca story dan blog aku itu rata-rata seumuran kan, jadi pas aja gitu untuk sharing demi masa depan yang lebih baik.
Oke, sumber pemasukan keuanganku cuma dari gaji bulanan (aku kerja kantoran yg dpt gaji tetap tiap bulan). Tiap
bulan sebelum gajian, aku selalu membuat budget bulanan. Secara sederhana, aku membaginya kedalam 3 pos utama yaitu:
Oiya, sebelumnya lebih baik
kalau kita punya 2 rekening bank. 1 rekening untuk saving dan 1 rekening untuk
operational. Nah yang rekening saving ini (kalau bisa) jangan diutak-atik /
dipakai, didiemin aja udah. Untuk kebutuhan sehari-hari ya pakai rekening
operational.
Saving
Di pos saving ini, % normalnya itu 30% - 40%. Pernah baca juga kalau minimal 30% itu harus disisihkan untuk tabungan (maksudnya jangan dihabiskan untuk kehidupan sehari-hari gitu). Well, tapi sekali lagi untuk % ini tergantung preferensi masing-masing. Oiya, kita tuh harus menabung atau investasi di instrument yang memang kita paham seluk beluknya. Jangan sampai karena coba-coba / ikut-ikutan temen gitu. Bahaya.
Tiap
bulan, aku (saat ini) mengisi pos saving ini untuk:
a. Penyisihan
dana untuk qurban.
Setelah bekerja dan memiliki penghasilan sendiri, sebagai salah satu bentuk syukur aku kepada Allah SWT adalah dengan qurban (kan cuma setahun sekali ini ya). Nah, misalnya mau qurban kambing dengan harga IDR 3jt. Berarti penyisihan dana tiap bulannya ya IDR 3jt : 12 = IDR 250k. Nah jadi nanti pas Idul Adha tinggal diambil deh uang yang sudah terkumpul untuk beli kambing. Untuk penempatannya karena ini kebutuhan jangka pendek, jadi bisa dicampur aja sama uang tabungan kita yang biasa (liquid). Tapi bikin catatan sederhana gitu di excel sebagai pengingat dan pemisah antara uang tabungan kita yang liquid dengan uang penyisihan dana ini.
b. Penyisihan
dana untuk hari tua
Ini sebenernya antara penting
gak penting. Ada sebagian orang yang berpikir bahwa pos ini gak terlalu
diperlukan karena kan kalau kerja kantoran itu nantinya dapat uang pesangon /
uang atas iuran JHT. Hmm… iya juga sih, tapi kan apa salahnya untuk lebih
mempersiapkan hari tua kita. Kan bisa juga untuk tambahan modal bisnis / buat
anak cucu nantinya / buat apa gitu ^_^
Nah besarnya jumlah penyisihan
dana untuk hari tua ini tergantung diri kita. Misal kita mau kerja kantoran
sampai usia 40 tahun (kita mulai kerja usia 22). Artinya, kita udah kerja selama
sekitar18 tahun kan. Nah misal tiap bulan kita menyisihkan dana untuk hari tua
kita itu IDR 500k (harus konsisten yaa), itu nanti di akhir kita akan dapat
sekitar IDR 108jt. Jumlah tersebut adalah hitungan sederhana dan belum
dipengaruhi oleh inflasi, suku bunga, instrument penempatannya, dll nya.
Nah untuk penempatan dananya,
kita bisa tempatkan di berbagai instrument. Misalnya saham, reksadana, emas,
atau program-program yang ada di bank. Berhubung aku pribadi bukan seseorang
yang risk taker & belum paham mainan surat berharga, jadi aku gak (belum) pilih
instrument saham / reksadana. Mungkin ada yg mau ngajarin aku mainan saham? J
Kebetulan punya rekening di BNI Syariah, aku pernah dapat brosurnya di tahun 2019 dan dijelaskan juga sama CS nya terkait
BNI Tapenas IB Hasanah. Nah ini skemanya:
Nah kita ambil contoh yang skema setoran
bulanannya IDR 500k dengan jangka waktu 18 tahun ya. Itu berarti nanti di akhir
kita akan dapat sekitar IDR 183,8jt. Untuk penjelasan lebih jelasnya bisa
ditanyakan ke CS bank nya aja yaa (termasuk itu perputaran dananya bagaimana).
Atau bisa juga kita beli emas
batangan gitu, apalagi kecenderungan harga emas tuh selalu naik kan. Jadi setiap
beberapa bulan sekali (kalau uang kita udah cukup untuk beli emas dan harga
emas lagi bagus), ya kita beli emas batangan. Emasnya itu nanti kita kumpulkan
dan di-hold sampai kita pensiun (baru dijual atau digimanain terserah deh) ^_^
Oiya disini aku sih lebih menyarankan kalau mau untuk investasi itu pakai emas batangan aja, jangan emas perhiasan (kalau punya yg lebih, boleh deh invest di berlian hehe). Kenapa harus emas batangan? Karena sepengetahuanku, kalau kita beli emas perhiasan tuh ketika nantinya dijual lagi, itu kena potongan yang lumayan besar (pengalaman pribadi ibuku soalnya). Nah untuk emas batangan sendiri, kalian bisa beli di toko emas langganan / butik emas / bahkan sekarang tuh pegadaian ada program namanya tabungan emas. Untuk penjelasan lebih detail, bisa browsing sendiri yaa.
c. Penyisihan
dana untuk nikah
Nah pos ini dibuat karena aku belum nikah dan ortu udah bilang kalau aku nikah ya pakai duit sendiri J Yaudah, mulai dari dapat gaji
pertama ya ku menyisihkan sebagian dana untuk biaya nikah (padahal belum ada
calonnya). Biaya yang dibutuhkan ini tergantung dari seberapa mewahnya acara
pernikahan nantinya serta pembagian biaya nikah. Kadang ada yang 50:50, ada
juga yang full ditanggung pihak si pria.
Nah untuk jumlah berapanya yg
harus disisihkan kita harus tau biaya “normal” pernikahan di lingkungan sekitar
kita itu berapa. Kita ambil contoh yang gampang itu IDR 100jt dan kita mau
pembagian biaya nikahnya itu 50:50. Tentukan target juga kita tuh mau nikahnya
kapan, misal 4 tahun lagi (kalau belum ada calonnya, yaudah tentuin targetnya
aja dulu). Nah berarti kan kita harus mengumpulkan uang IDR 50jt dalam waktu 4
tahun atau 48 bulan. Itu artinya kita tiap bulan harus menyisihkan dana sekitar
IDR 1jt untuk dana pernikahan.
Well, untuk instrument penempatannya
itu bervariasi. Kita lihat jangka waktunya, karena dalam contoh diatas itu 4
tahun, ya kita bisa taruh di deposito, beli emas batangan, atau pakai BNI
Tapenas IB Hasanah yang diatas tadi itu. Kalau aku pribadi, aku split penempatan
dananya di deposito dan emas batangan karena itu yang mudah untuk dicairkan
(takut tiba-tiba nikah gitu kan haha).
Nah uang hasil penyisihan dana ini gak boleh diutak-atik sampai kita nikah ya. Terus berhubung aku tau rasanya nyari duit itu susah, capek, plus juga aku cari tau tentang ilmu berumah tangga gitu lah, akhirnya aku mikir mau yg sederhana aja nikahannya karena yg penting itu kehidupan setelah pernikahan. Kehidupan setelah nikah tuh perlu banyak biaya, misal kalau hamil tuh pasti butuh untuk periksa tiap bulan, vitamin dan obat, biaya persalinan (kalau caesar lebih mahal pasti), kontrol, vaksin, dll nya. Belum lagi buat jaga-jaga takutnya suami diambil Allah SWT / diambil wanita lain kan. Eh apa sih ini wkwk.
d. Penyisihan
dana untuk brevet
Nah pos ini sebenarnya tergantung kebutuhan masing-masing orang mau apa. Kebetulan, dalam waktu kurang dari 2 tahun aku mau ambil brevet. Let say biaya brevet A/B di IKPI itu IDR 4jt. Berarti misal aku mau ambil brevet 1,5 tahun dari skrg, it means harus nabung sekitar IDR 230k tiap bulannya. Uangnya ini jangan diambil untuk kebutuhan yang lain yaa. Untuk penempatannya karena ini kebutuhan jangka pendek, jadi bisa dicampur aja sama uang tabungan kita yang biasa (liquid). Tapi bikin catatan sederhana gitu di excel sebagai pengingat dan pemisah antara uang tabungan kita yang liquid dengan uang penyisihan dana ini.
e. Tabungan
yang liquid
Nah ini pos terakhir yang ada di grup
saving. Instrument penempatannya ya di tabungan biasa karena sifatnya biar
liquid gitu, mudah diambil kalau lagi butuh. Pos ini juga bisa dibilang sebagai
dana darurat. Menurut apa yang gw baca, untuk dana darurat ini normalnya tuh
harus ada 3x dari total pengeluaran rutin kita. Misalnya pengeluaran rutin kita
per bulan itu IDR 3jt, jadi ya di tabungan liquid kita itu harus ada minimal
IDR 9jt. Nah kalau lagi pandemi covid-19 ini, dana darurat minimal yang harus
ada itu bisa 12x dari total pengeluaran kita (menurut ig zapfinance).
Living
Di pos
living ini, % normalnya itu 40% - 60%. Well, tapi sekali lagi untuk % ini
tergantung preferensi masing-masing. Tiap bulan, gw (saat ini) mengisi pos living
ini untuk:
a. Zakat
penghasilan bulanan (2,5%)
Nah untuk pos ini, ibuku kasih nasihat untuk selalu menyisihkan 2,5% atas gaji yg diterima tiap bulannya dan diberikan kepada orang yang membutuhkan. Aku hitungnya selalu THP (uang masuk di rekening gw) x 2,5%. Itulah zakat penghasilanku tiap bulannya. Oiya, ibu selalu kasih nasihat untuk mengeluarkan zakat penghasilan atas gaji tuh tiap bulan, gak ditumpuk dulu sampai setahun, nanti pas bulan puasa biasanya baru disalurkan. Kenapa? Soalnya takut keburu kitanya meninggal & kalau udh terkumpul banyak, takutnya ada rasa berat hati untuk mengeluarkannya. Untuk penyaluran zakat penghasilan, aku selalu kasih ke ibu. Nah nanti ibu yg menyalurkannya lagi kepada orang yang membutuhkan. Jadi terima beres aja udah.
Ibuku selalu bilang, dengan kita rutin mengeluarkan zakat penghasilan ini, Insya Allah rezeki yang kita dapat itu akan berkah dan cukup aja gitu. Plus kitanya juga selalu dilindungi sama Allah kapanpun dimanapun, apalagi untuk pekerjaan-pekerjaan yang beresiko ya (audit juga punya resiko btw) hehe.
b. Kirim uang
ke orang tua
Nah ini juga tergantung sih… tergantung keadaan orang tua dan anak tsb juga. Kebetulan aku memang tiap bulan rutin untuk mengirimkan sejumlah uang ke ortu (buat tambah-tambah). Gw pernah denger nasihat ustadz gitu kalau sedekah yang lebih utama, itu kepada orang tua dan kerabat utama dulu, baru ke orang lain.
c. Bayar kosan
+ laundry
Ini khusus untuk anak kos ya, kalau untuk yang masih tinggal sama ortu sih ga ada pos pengeluaran ini J Kalian bisa cari kosan yang sudah include laundry. Berhubung kosanku udh ga ada fasilitas laundry lagi dan pasti capek banget kalau harus nyuci semuanya pakai tangan, jadi beberapa itu aku laundry.
d. Biaya makan
sehari-hari
Nah untuk biaya makan ini, aku bikin budget per hari. Jadi per hari aku punya batasan berapa yang aku keluarkan untuk makan, lalu dikali 30 deh untuk sebulan makan. Kalau ini sih pinter-pinternya kita untuk combine antara makan di warteg, jajan di luar, pesan makanan online, atau masak sendiri ya. Dan budget sekali makan di tiap daerah pun beda-beda J Misal gampangnya itu budget makan sehari IDR 50k, berarti kalau sebulan itu budget kita IDR 1,5jt.
e. Infaq dan
shodaqoh
Nah, sebenarnya ini tuh tidak ada batasannya ya. Tapi disini aku coba “merutinkan” hal baik ini biar jadi kebiasaan yang memberikan manfaat bagi diri kita dan orang banyak. Usahakan menyalurkannya untuk sesuatu yang memberikan dampak jangka panjang, misalnya pembangunan masjid gitu. Zaman sekarang banyak kok platform untuk berdonasi, misalnya kitabisa.
f. Biaya transportasi
Untuk biaya transportasi ini,
sebenarnya bisa diminimalisasi kalau kita tinggal di tempat yang dekat dengan
tempat kerjaan. Kebetulan, aku ngekos di tempat yang deket banget sama kantor. Jaraknya
sekitar 200 meter, jadi aku bisa jalan kaki. Nah tapi, kadang kan kita juga
butuh untuk pergi-pergi pas weekend gitu. itu bisa dikombinasikan aja sih
antara naik transportasi umum dengan ojek online.
Oiya, sedikit tips aja untuk jangan mudah tergiur dengan harga kosan yang agak murah tapi jauh dari kantor ya. Kita juga harus hitung biaya transport , biaya waktu, dan biaya tenaga yang dihabiskan selama perjalanan ke/dari kantor. Kalau aku pribadi, aku betah-betah aja ngekos di deket kantor karena tinggal jalan kaki nyampe.
g. Belanja
bulanan
Nah untuk belanja bulanan ini, biasanya aku bikin list barang apa aja yang mau dibeli (termasuk kuantitas & harga satuannya). Untuk tau range harga satuannya, biasanya aku liat di official shop nya di shopee / bisa juga pakai struk belanja sebelumnya. Nah dari situ, baru deh kita belanja. Oiya, biasanya di official shop di shopee gitu harganya jadi lebih murah. Nah kita bisa tuh belanja online, apalagi bisa free ongkir kan. Jadi lebih hemat uang, waktu, dan tenaga deh.
Entertaining
Di pos
entertaining ini, % normalnya itu 5% - 10%. Well, tapi sekali lagi untuk % ini
tergantung preferensi masing-masing. Tiap bulan, aku (saat ini) mengisi pos entertaining
ini untuk:
a. Beli kuota
internet
Buatku, kuota internet tuh kaya hiburan tersendiri karena bisa nonton film online, youtube, main game, bahkan buka sosmed pun hiburan buatku. Nah untuk jumlahnya, kita harus tau berapa batasan penggunaan kuota harian kita. Misal sehari bisa habis 1GB, yaudah berarti dalam sebulan butuh 30GB. Tinggal bikin budget beli kuota 30GB deh.
b. Penyisihan
dana untuk beli kado ultah diri gw sendiri
Agak aneh memang, tapi ini sebagai salah satu bentuk self-reward aja sih hehe. Biasanya dibikin wish list gitu, tahun depan mau beli apa. Misal mau beli sharp slow juicer yang harga IDR 1,5jt. Nah berarti tiap bulan harus menyisihkan dana sekitar IDR 125k.
c. Penyisihan
dana untuk apa aja
Pos ini juga agak aneh dan sengaja aku buat untuk pengeluaran yang gak rutin, tapi pasti terjadi. Misalnya beli kado ultah temen, beli make-up / skincare gitu, dll. Make-up / skincare gitu biasanya baru abis sekitar 3 bulan, nah kalau semuanya pada abis barengan, kan lumayan kerasa ya di kantong. Maka dari itu, dibuatlah penyisihan dana tiap bulannya biar pas make-up / skincare pada abis, kita gak terlalu berat untuk beli lagi.
Nah, sebenarnya masih banyak pos-pos pengeluaran lain yang bisa kalian tambahkan karena kebutuhan tiap orang itu berbeda. Misalnya kalau kalian tiap bulan tuh rutin untuk nonton ke bioskop dan makan, yaudah bisa ditambahkan di pos entertaining kan. Atau misalnya mau menyisihkan dana untuk umroh / haji, bisa ditambahkan di pos saving. Hmm… saranku sih kalau misalnya udh mulai menyisihkan dana untuk haji, lebih baik langsung ikutan program tabungan haji yang di bank gitu. Kenapa? Biar ketika saldo tabungan kita udah mencapai batas minimum, kita langsung didaftarkan untuk dapat antrian nomor haji gitu.
Oiya, biasanya isi dari pos entertaining aku tuh beda-beda tiap bulannya, tergantung aku bulan depan mau apa. Misal mau nonton / mau pergi karena udh ada janjian sama temen / mau beli sesuatu di shopee, dll. Flexible kok isinya, nah contoh diatas itu cuma sedikit gambaran aja J Nah tentang asuransi kesehatan gimana? Honestly aku pribadi sih pakai asuransi kesehatan yang dari kantor (ada dari FHI dan BNI Life gitu + BPJS). Jadi, aku ga ikutan polis asuransi secara mandiri.
Untuk utang gimana? Hmm… aku pribadi
sih belum punya utang apa-apa. Aku bahkan gatau mau ngutang apaan. Tapi prinsip
hidupku sih kalau bisa ya jangan sampai hutang, kalau mau sesuatu ya nabung
dulu sampai terkumpul. Soalnya tuh kaya kepikiran aja gitu kalau punya utang.
Hmm apa lagi ya?
Mungkin itu dulu sharing dari aku. Terima kasih sudah membaca tulisan yang panjang ini. Kalau misalnya ada yang mau ditanyakan / didiskusikan, bisa kirim pesan di linkedin Winda Aviany Anindya. Kenapa linkedin? Karena aku selalu buka linkedin, jadi pastinya bakal fast respond hehe.