Rabu, 13 Januari 2021

Tentang Keinginan Yang Tidak Sesuai Dengan Kenyataan

Hallo semuanya...

Apa kabar? Semoga senantiasa sehat dan dilindungi oleh Tuhan Yang Maha Esa yaa...

    Kali ini aku mau sedikit "curhat" tentang apa yang aku alami pertengahan tahun lalu, dimana aku baru tau hikmahnya tuh sekarang. Tuhan itu selalu memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Akan tetapi, terkadang kita baru tau makna / hikmah dibalik tidak terkabulnya keinginan kita, beberapa waktu kemudian.

    July 2020 adalah masa dimana terdapat pengumuman hasil penilaian kinerja di tempat kerjaku. Biasanya (normalnya), kita tuh setiap tahun naik ke level yang lebih tinggi. Kalau dalam contohku, karena sekarang Associate 2, berarti harusnya di July 2020 kemarin aku naik jadi Senior 1. Sebenernya aku paham sih bahwa tanggung jawab sebagai seorang senior itu cukup berat + harus kerja lebih keras lagi daripada asso-assonya. Apalagi aku tuh tipe yang kurang bisa begadang2 parah. Jadinya yang ada di benakku adalah "belum siap nih, belum saatnya sekarang, dll". 

    Nah, kebetulan juga kan sejak March 2020 tuh ada corona di Indonesia, lalu tempat kerjaku juga ada announcement bahwa tahun ini mereka ada requirement khusus lah untuk penilaian kinerja (jadi lebih strict gitu intinya). Yaudah, jdnya aku gak terlalu berharap juga utk naik, tapi ya di hati kecil pengen naik jg gitu wkwk (paham kan).

    Akhir July 2020, pas aku baca pengumuman promotion gitu, ternyata gak ada namaku. Iya, namaku gak ada disitu = aku tahun ini gak naik jd senior 1. Awalnya shock dong dan mikir aku punya salah apa. Semua kerjaan aku kerjain sesuai deadline, kerjaanku juga selesai semua, aku gak punya masalah personal dengan siapapun, emang aku bodoh banget ya, emang aku males banget ya. Kenapa org2 yg ada "dibawahku" itu bisa naik, sedangkan aku enggak? Kenapa kenapa kenapa dan kenapa. 

    Besoknya, aku penasaran banget kan. Jadi aku coba chat ke org HR, semua managerku, semua seniorku utk minta feedback langsung atas performance ku sebelumnya. Maksudnya tuh kalau aku ada salah dan kurang, ya bisa dikasih feedback langsung, jangan "main belakang". Aku masih belum dpt jawaban pasti kenapa bisa. Minggu depannya, aku coba melakukan mapping orang2 yang naik dan ga naik. Singkat cerita, aku mulai menemukan titik terang dan oh ya yaudah gitu hehe. Jadi "investigasi" ini aku lakukan dlm waktu kurleb 1 mgg aja. Yaudah, setelah itu aku gak terlalu penasaran dan "bodo amat" wkwk.

    Setelah itu, karena role ku masih Associate 2, jadinya workload ku masih belum banyak + gak terlalu sibuk kan. Jadinya aku bisa mengisi waktu dengan hal2 positif lainnya. Misalnya aja sejak August 2020 tuh aku mulai ikut kelas online gitu (yang gak ada hubungannya dengan audit / accounting / tax). Dan itu aku lakukan sampai sekarang, jadinya kaya rutinitas gitu (gak jadi beban). Adapun kelas online yang aku ikuti itu adalah:

- Kelas Aqidah Islam (HSI Abdullah Roy). Ini ongoing tiap hari, ada ujiannya juga dan sistem gugur.

- Kelas tahsin level 1 dan 2 (Belajar Quran). Ini juga ongoing tiap hari dan di akhir tentunya ada ujiannya. 1 level itu 2 bulan, dan saat ini aku di level 2. 

- Kelas Wife and Mom preparation. Ini tiap weekend selama hampir 2 bulan gitu (dari Dec 2020 sampai Jan 2021)

- Kelas brevet pajak A/B. Ini tiap weekend, aku pilih mulai akhir Feb 2021 hehe.


    Well, sampai di titik ini aku jd semakin ngerasa kalau Allah tuh baik banget sama aku. Allah tuh tau kalau aku belum mampu mengemban amanah jadi senior, jadinya aku "di-hold" dulu untuk naik. Dan benar saja, setelah itu aku jadi bisa ikut berbagai kegiatan (online) yang semakin meningkatkan keimananku. Masya Allah banget. Hati juga merasa lebih tenang. Pikiran juga lebih jernih dan gak stress. Bisa tidur cukup + olahraga tiap hari. Dan hari-hariku lebih happy. Maka nikmat mana lagi yang kamu dustakan? :)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar